Kamis, 13 Desember 2012

cerpen


PERTANYAAN MISTERIUS AYAH
Cerpen Angga Mardian

Hari ini ayah tidak pergi kerja, aku pun sedang libur sekolah. Kulihat ayah sedang sibuk membetulkan sepeda motornya. Lantas kudekati ayah, “butuh bantuan, Yah?”, tanyaku polos. Saat itu aku masih kecil dan duduk di bangku SD. “eh, ada dede’ kecil. Boleh-boleh”, jawab ayah. Kami banyak berbincang selama membetulkan sepeda motor ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor padaku, aku menikmatinya. “kalo dede’ sudah besar nanti mau jadi apa?’, tanya ayah padaku. “dede’ ingin jadi pembalap yah, seperti Valentino Rossi”, jawabku secara spontan. “oh ya?, wah hebat. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, dede’ tahu?”, tanya ayah padaku. Aku pun berfikir, apa ya yang paling penting?.

Keesokan harinya saat sarapan, aku menjawab pertanyan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawabanku ayah berkata: “wah pintarnya, tapi sayangnya bukan itu sayang”, jawab ayah. Aku pun tidak menyerah, setiap hari aku selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak akan bisa menyala dan diamankan. Tapi ayah selalu berkata: “smakin hari dede’ smakin pintar ya, tapi jawabannya masih belum tepat”.



Aku belum menyerah. Sampai aku duduk SMP pun, Sesekali ayah menanyakan pertanyaan masa kecilku itu, dan setiap ku jawab pasti ayah berkata: “kamu sangat cerdas, tapi bukan itu jawaban yang tepat, terus mencoba ya”. Karena terus seperti itu, lama-kelamaan aku mulai bosan. Karena jawabanku selalu belum tepat. Sejak kecil sampai sekarang, ayah tak pernah mau memberikanku jawaban yang sebenarnya. “jangan kamu bosan mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan yang sangat mudah, teruslah berusaha”, kata ayah setiap kali aku mengeluh.

Sesudah lulus SMP, aku melanjutkan ke SMK dan aku mengambil jurusan otomotif. Kutanyakan pada guruku, bagian terpenting dari sepeda motor itu apa. Jawaban guruku adalah Accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa Accu. Aku yakin jawaban kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu ayah menjemputku. Ku tanyakan pada teman-temanku, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban kudapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.

Saat diperjalanan aku menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang ku dapat, kuceritakan pada ayah, dan hasilnya tetap saja “coba lagi”. Aku mulai berpikir ayah pasti mempermainkan aku. Selama perjalanan aku tak berbicara sepatah katapun padanya. Sampai disebuah lampu merah, kami melihat seorang nenek tua bersama cucunya sedang mengemis ditepi jalan. Ayah merogoh kantongnya, memberikan sejumlah uang dan berkata: “tolong berikan ini pada mereka, senyampang kita masih diberi rezeki, kita harus saling menolong dan berbagi”. Kuberikan uang itu pada nenek yang sedang memelas dan mengemis itu. Hatiku tersentuh melihatnya.

Malam harinya diruang tamu, ayah menyuruhku duduk disampingnya. Beliau menasehatiku supaya aku jadi anak yang baik dan ramah sepertinya. Akupun mendengarkan dengan cermat. “jadi kau benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?”, kata Ayah secara tiba-tiba. Aku yang sedikit bingung mengangguk, karena aku sudah menyerah dan bosan dihatui pertanyaan misterius ayah. “kau tahu, diantara semua jawaban yang kau berikan pada ayah, memang tidak ada satupun yang salah. tapi ayah ingin kau belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kau tahu, bagian yang paling penting dari sepeda motor adalah ‘Sadel’ “, jawab ayah. Aku sedikit terkejut. “apa alasannya yah?”, tanyaku penasaran. Ayah tersenyum kearahku dan berkata: “kau tahu kenapa?, karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan kita bisa berbagi kebahagiaan dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi dan memberi selama kita masih diberi waktu dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini “.



Adil




ADIL


Menurut pengertian kebahasaan adil berarti tidak berat sebelah, tidak berpihak atau proporsional. Selain pengertian menurut bahasa, adil juga berarti, menjamin hak individu (diri sendiri dan orang lain), menghapus kedzaliman, melaksanakan hukum dengan saksama dan memastikan tidak ada penyalah gunaan hak-hak orang lain. Perintah untuk bersikap adil telah difirmankan Allah SWT sebagai berikut:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. “
( QS. An Nahl 16:90 )
Orang yang adil biasanya memiliki sifat seperti :
1.     Mempunyai iman yang kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT
2.     Menguasai ilmu syariat dan ilmu Aqilah
3.     Melakasankan amanah dengan penuh tanggung jawab
4.     Ikhlas dan bertakwa kepada Allah SWT
5.     Memiliki pribadi yang mulai ( tidak mementingkan diri sendiri, memiliki belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko
Keuntungan dari bersikap adil adalah :
1.     Mereka yang bersikap adil akan mendapat keamanan di dunia dan akhirat
2.     Apabila orang adil yang berkuasa, maka keadilan akan memelihara kekuasaannya
3.     Mendapat keridhaan dari Allah SWT
4.     Mereka yang bersikap adil tidak akan menzalimi sesama manusia
5.     Mereka yang bersikap adil akan mendapatkan posisi yang tinggi di dunia maupun akhirat
6.     Keadilan merupakan jalan menuju surga
Allah SWT menyarankan kita untuk bersikap adil terhadap sesama orang. Diantaranya :
a)    Adil terhadap Allah SWT, dengan cara menghindari untuk berbuat syirik dalam beribadah, mengimani Asmaul Husna, tidak berbuat maksiat, selalu berzikir dan selalu mensyukuri nikmatNya.
b)    Adil terhadap sesama manusia, dengan cara tidak mengambil hak-hak mereka dan tidak mendzaliminya.
c)    Adil terhadap keluarga, dengan cara tidak melebihkan kasih sayang yang diberikan dan tidak mengutamakan salah seorang diantar mereka.
d)    Adil dalam perkataan,  dengan cara tidak berkata dusta, kasar terhadap sesama. Allah mencintai orang-orang yang adil dalam perkataan mereka, sesuai dengan firman Allah :
“ ……………………. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berkata adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu). “ (Q.S. Al-An’am: 152)
e)    Adil dalam keyakinan dengan cara, meyakini setiap ajaran-ajaran yang disebut dalam Al-Quran.
f)    Adil dalam menetapkan hukum dan memutuskan perselisihan yang terjadi, dengan cara menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum dan pemutus hukum.
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai adil, apalagi jika sudah disangkut pautkan dengan kepentingan sosial, biasanya kita akan melibatkan sikap, cara pandang dan malahan emosi. Ada beberapa sudut pandang yang berbeda mengenai adil, salah satu contohnya, adil berdasarkan egoisme pribadi dan juga adil berdasarkan egoisme kelompok dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya saya akan coba uraikan kepada anda, sebagai berikut:
Adil berdasarkan egoisme pribadi
Adil menurut pandangan ini hanya akan menilai sesuatu berdasarkan keuntungan yang diperolehnya saja. Inilah yang membuat makna adil sendiri menjadi tidak benar. Dengan menggunakan sudut pandang seperti ini, mereka biasanya tidak memperdulikan orang lain, yang mereka tahu hanyalah kepentingan yang akan diperoleh orang diri mereka saja, hal semacam ini akan mengurangi rasa empati kita kepada orang lain. Sebagai contoh, disaat kita sedang memperoleh keuntungan atas suatu perbuatan/tindakan yang kita lakukan, maka kita akan mengatakan bahwa itu adalah adil. Namun, apabila kita memperoleh kerugian atas apa yang telah kita lakukan maka dengan sendirinya kita akan mengatakan jika itu tidak adil.
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“  Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. “ (Q.S. AL-Araf:23 )
Adil berdasarkan egoisme kelompok
Pandangan seperti ini sebenarnya hampir sama dengan pandangan adil berdasarkan egoisme pribadi. Namun bedanya, orang yang berpikiran seperti ini tidak hanya memikirkan kepentingannya saja, tapi juga memikirkan kepentingan kelompok atau keluarganya. Jika salah satu kelompok atau keluarganya memperoleh keuntungan atau mendapatkan hasil-hasil yang bagus dan memuaskan, maka dia akan mengatakan jika itu memang adil untuk mereka dapatkan. Tetapi dia akan mengatakan itu tidak adil bagi mereka, jika kelompok atau keluarganya tidak memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan atau hanya sedikit sekali bagian yang diterima oleh mereka. Sikap seperti ini dapat terjadi apabila ada kesamaan pandangan dari masing-masing orang, kesamaan itulah yang akhirnya membuat mereka bersatu dan menganut sudut pandang ini. Orang yang menganut paham ini hanya memiliki rasa empati kepada kelompoknya saja.
Adil berdasarkan kelayakan bagi orang lain
Orang yang menganut paham ini memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap sesama dan selalu berusaha memperjuangkan keadilan bagi orang lain yang berhak. Mereka yang memegang sudut pandang ini akan memperhatikan seberapa bermanfaatkah suatu perbuatan telah dilakukan oleh seseorang. Jika perbuatan itu membawa maanfat bagi banyak orang maka dia akan menganggapnya adil. Sebaliknya jika perbuatan itu hanya bermanfaat untuk sebagian orang saja maka dia akan menganggao itu tidak adil. Mereka ini cenderung memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan dan mereka pun lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan mereka sendiri.
Adil berdasarkan kesamaan derajat
Kita semua telah mengetahui jika derajat kita sebagai manusia sesungguhnya memang sama. Maka mereka yang menganut paham keadilan ini dapat berlaku adil terhadap orang lain dan juga diri mereka sendiri. Mereka juga memiliki rasa empati yang bersifat proporsional dan tidak berlebihan sehingga mereka dapat bersikap bijak kepada orang lain maupun diri mereka sendiri.
Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang senantiasa berbuat adil kepada sesama manusia. Oleh karena itu mari kita berlomba-lomba untuk bersikap adil agar Allah SWT selalu mencintai kita sebagai umatnya. Allah SWT berfirman :
“ …………… Dan berlaku adalah : sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. “ (Q.S. Al-Hujarat: 9).
Maka dari itu, seorang muslim yang baik, dia akan berusaha untuk dapat berbuat adil dalam segala urusannya sampai keadilan benar-benar berada ditempatnya yang sebenarnya.  Dia pun berusaha untuk menjauhi segala macam bentuk ketidakadilan, kedzaliman dan juga penyelewengan. Orang yang bersikap adil tidak mudah terbuai dalam kehidupan duniawi.

pengikut

 

@RAGIEL.Net. Copyright 2012 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Free Blogger Templates Converted into Blogger Template by Bloganol dot com