ADIL
Menurut pengertian
kebahasaan adil berarti tidak berat sebelah, tidak berpihak atau proporsional.
Selain pengertian menurut bahasa, adil juga berarti, menjamin hak individu
(diri sendiri dan orang lain), menghapus kedzaliman, melaksanakan hukum dengan
saksama dan memastikan tidak ada penyalah gunaan hak-hak orang lain. Perintah
untuk bersikap adil telah difirmankan Allah SWT sebagai berikut:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran. “
( QS. An Nahl 16:90 )
( QS. An Nahl 16:90 )
Orang yang adil biasanya memiliki sifat seperti :
1.
Mempunyai iman yang
kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT
2.
Menguasai ilmu syariat
dan ilmu Aqilah
3.
Melakasankan amanah
dengan penuh tanggung jawab
4.
Ikhlas dan bertakwa
kepada Allah SWT
5.
Memiliki pribadi yang
mulai ( tidak mementingkan diri sendiri, memiliki belas kasihan, bijak/tegas
dan berani mengambil resiko
Keuntungan dari bersikap adil adalah :
1.
Mereka yang bersikap
adil akan mendapat keamanan di dunia dan akhirat
2.
Apabila orang adil
yang berkuasa, maka keadilan akan memelihara kekuasaannya
3.
Mendapat keridhaan
dari Allah SWT
4.
Mereka yang bersikap
adil tidak akan menzalimi sesama manusia
5.
Mereka yang bersikap
adil akan mendapatkan posisi yang tinggi di dunia maupun akhirat
6.
Keadilan merupakan
jalan menuju surga
Allah SWT menyarankan kita untuk bersikap adil terhadap sesama
orang. Diantaranya :
a)
Adil terhadap Allah SWT, dengan cara menghindari untuk berbuat syirik dalam
beribadah, mengimani Asmaul Husna, tidak berbuat maksiat, selalu berzikir dan
selalu mensyukuri nikmatNya.
b)
Adil terhadap sesama manusia, dengan cara tidak mengambil hak-hak mereka dan
tidak mendzaliminya.
c)
Adil terhadap keluarga, dengan cara tidak melebihkan kasih sayang yang
diberikan dan tidak mengutamakan salah seorang diantar mereka.
d)
Adil dalam perkataan, dengan cara tidak berkata dusta, kasar terhadap
sesama. Allah mencintai orang-orang yang adil dalam perkataan mereka, sesuai
dengan firman Allah :
“ ……………………. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berkata adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu). “ (Q.S. Al-An’am: 152)
e)
Adil dalam keyakinan dengan cara, meyakini setiap ajaran-ajaran yang disebut
dalam Al-Quran.
f)
Adil dalam menetapkan hukum dan memutuskan perselisihan yang terjadi, dengan
cara menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum dan pemutus hukum.
Setiap orang memiliki
pandangan yang berbeda-beda mengenai adil, apalagi jika sudah disangkut pautkan
dengan kepentingan sosial, biasanya kita akan melibatkan sikap, cara pandang
dan malahan emosi. Ada beberapa sudut pandang yang berbeda mengenai adil, salah
satu contohnya, adil berdasarkan egoisme pribadi dan juga adil berdasarkan
egoisme kelompok dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya saya akan coba uraikan
kepada anda, sebagai berikut:
Adil berdasarkan egoisme pribadi
Adil menurut pandangan
ini hanya akan menilai sesuatu berdasarkan keuntungan yang diperolehnya saja. Inilah
yang membuat makna adil sendiri menjadi tidak benar. Dengan menggunakan sudut
pandang seperti ini, mereka biasanya tidak memperdulikan orang lain, yang
mereka tahu hanyalah kepentingan yang akan diperoleh orang diri mereka saja,
hal semacam ini akan mengurangi rasa empati kita kepada orang lain. Sebagai
contoh, disaat kita sedang memperoleh keuntungan atas suatu
perbuatan/tindakan yang kita lakukan, maka kita akan mengatakan bahwa itu
adalah adil. Namun, apabila kita memperoleh kerugian atas apa yang telah kita
lakukan maka dengan sendirinya kita akan mengatakan jika itu tidak adil.
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“ Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya
diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. “ (Q.S. AL-Araf:23 )
Adil berdasarkan egoisme kelompok
Pandangan seperti ini
sebenarnya hampir sama dengan pandangan adil berdasarkan egoisme pribadi. Namun
bedanya, orang yang berpikiran seperti ini tidak hanya memikirkan
kepentingannya saja, tapi juga memikirkan kepentingan kelompok atau
keluarganya. Jika salah satu
kelompok atau keluarganya memperoleh keuntungan atau mendapatkan hasil-hasil
yang bagus dan memuaskan, maka dia akan mengatakan jika itu memang adil untuk
mereka dapatkan. Tetapi dia akan mengatakan itu tidak adil bagi mereka, jika
kelompok atau keluarganya tidak memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan
atau hanya sedikit sekali bagian yang diterima oleh mereka. Sikap seperti ini dapat terjadi apabila ada
kesamaan pandangan dari masing-masing orang, kesamaan itulah yang akhirnya
membuat mereka bersatu dan menganut sudut pandang ini. Orang yang menganut
paham ini hanya memiliki rasa empati kepada kelompoknya saja.
Adil berdasarkan kelayakan bagi orang lain
Orang yang menganut
paham ini memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap sesama dan selalu berusaha
memperjuangkan keadilan bagi orang lain yang berhak. Mereka yang memegang sudut
pandang ini akan memperhatikan seberapa bermanfaatkah suatu perbuatan telah
dilakukan oleh seseorang. Jika perbuatan itu
membawa maanfat bagi banyak orang maka dia akan menganggapnya adil. Sebaliknya
jika perbuatan itu hanya bermanfaat untuk sebagian orang saja maka dia akan
menganggao itu tidak adil. Mereka ini cenderung
memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang-orang yang tidak mendapatkan
keadilan dan mereka pun lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan
mereka sendiri.
Adil berdasarkan kesamaan derajat
Kita semua telah
mengetahui jika derajat kita
sebagai manusia sesungguhnya memang sama. Maka mereka yang menganut paham keadilan ini dapat berlaku
adil terhadap orang lain dan juga diri mereka sendiri. Mereka juga memiliki
rasa empati yang bersifat proporsional dan tidak berlebihan sehingga mereka
dapat bersikap bijak kepada orang lain maupun diri mereka sendiri.
Allah SWT sangat
mencintai orang-orang yang senantiasa berbuat adil kepada sesama manusia. Oleh
karena itu mari kita berlomba-lomba untuk bersikap adil agar Allah SWT selalu
mencintai kita sebagai umatnya. Allah SWT berfirman :
“ …………… Dan berlaku
adalah : sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. “ (Q.S. Al-Hujarat: 9).
Maka dari itu, seorang
muslim yang baik, dia akan berusaha untuk dapat berbuat adil dalam segala
urusannya sampai keadilan benar-benar berada ditempatnya yang sebenarnya.
Dia pun berusaha untuk menjauhi segala macam bentuk ketidakadilan, kedzaliman
dan juga penyelewengan. Orang yang bersikap adil tidak mudah terbuai dalam
kehidupan duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar