Kamis, 13 Desember 2012

Adil




ADIL


Menurut pengertian kebahasaan adil berarti tidak berat sebelah, tidak berpihak atau proporsional. Selain pengertian menurut bahasa, adil juga berarti, menjamin hak individu (diri sendiri dan orang lain), menghapus kedzaliman, melaksanakan hukum dengan saksama dan memastikan tidak ada penyalah gunaan hak-hak orang lain. Perintah untuk bersikap adil telah difirmankan Allah SWT sebagai berikut:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. “
( QS. An Nahl 16:90 )
Orang yang adil biasanya memiliki sifat seperti :
1.     Mempunyai iman yang kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT
2.     Menguasai ilmu syariat dan ilmu Aqilah
3.     Melakasankan amanah dengan penuh tanggung jawab
4.     Ikhlas dan bertakwa kepada Allah SWT
5.     Memiliki pribadi yang mulai ( tidak mementingkan diri sendiri, memiliki belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko
Keuntungan dari bersikap adil adalah :
1.     Mereka yang bersikap adil akan mendapat keamanan di dunia dan akhirat
2.     Apabila orang adil yang berkuasa, maka keadilan akan memelihara kekuasaannya
3.     Mendapat keridhaan dari Allah SWT
4.     Mereka yang bersikap adil tidak akan menzalimi sesama manusia
5.     Mereka yang bersikap adil akan mendapatkan posisi yang tinggi di dunia maupun akhirat
6.     Keadilan merupakan jalan menuju surga
Allah SWT menyarankan kita untuk bersikap adil terhadap sesama orang. Diantaranya :
a)    Adil terhadap Allah SWT, dengan cara menghindari untuk berbuat syirik dalam beribadah, mengimani Asmaul Husna, tidak berbuat maksiat, selalu berzikir dan selalu mensyukuri nikmatNya.
b)    Adil terhadap sesama manusia, dengan cara tidak mengambil hak-hak mereka dan tidak mendzaliminya.
c)    Adil terhadap keluarga, dengan cara tidak melebihkan kasih sayang yang diberikan dan tidak mengutamakan salah seorang diantar mereka.
d)    Adil dalam perkataan,  dengan cara tidak berkata dusta, kasar terhadap sesama. Allah mencintai orang-orang yang adil dalam perkataan mereka, sesuai dengan firman Allah :
“ ……………………. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berkata adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu). “ (Q.S. Al-An’am: 152)
e)    Adil dalam keyakinan dengan cara, meyakini setiap ajaran-ajaran yang disebut dalam Al-Quran.
f)    Adil dalam menetapkan hukum dan memutuskan perselisihan yang terjadi, dengan cara menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber hukum dan pemutus hukum.
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai adil, apalagi jika sudah disangkut pautkan dengan kepentingan sosial, biasanya kita akan melibatkan sikap, cara pandang dan malahan emosi. Ada beberapa sudut pandang yang berbeda mengenai adil, salah satu contohnya, adil berdasarkan egoisme pribadi dan juga adil berdasarkan egoisme kelompok dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya saya akan coba uraikan kepada anda, sebagai berikut:
Adil berdasarkan egoisme pribadi
Adil menurut pandangan ini hanya akan menilai sesuatu berdasarkan keuntungan yang diperolehnya saja. Inilah yang membuat makna adil sendiri menjadi tidak benar. Dengan menggunakan sudut pandang seperti ini, mereka biasanya tidak memperdulikan orang lain, yang mereka tahu hanyalah kepentingan yang akan diperoleh orang diri mereka saja, hal semacam ini akan mengurangi rasa empati kita kepada orang lain. Sebagai contoh, disaat kita sedang memperoleh keuntungan atas suatu perbuatan/tindakan yang kita lakukan, maka kita akan mengatakan bahwa itu adalah adil. Namun, apabila kita memperoleh kerugian atas apa yang telah kita lakukan maka dengan sendirinya kita akan mengatakan jika itu tidak adil.
قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“  Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. “ (Q.S. AL-Araf:23 )
Adil berdasarkan egoisme kelompok
Pandangan seperti ini sebenarnya hampir sama dengan pandangan adil berdasarkan egoisme pribadi. Namun bedanya, orang yang berpikiran seperti ini tidak hanya memikirkan kepentingannya saja, tapi juga memikirkan kepentingan kelompok atau keluarganya. Jika salah satu kelompok atau keluarganya memperoleh keuntungan atau mendapatkan hasil-hasil yang bagus dan memuaskan, maka dia akan mengatakan jika itu memang adil untuk mereka dapatkan. Tetapi dia akan mengatakan itu tidak adil bagi mereka, jika kelompok atau keluarganya tidak memperoleh hasil sesuai dengan apa yang diharapkan atau hanya sedikit sekali bagian yang diterima oleh mereka. Sikap seperti ini dapat terjadi apabila ada kesamaan pandangan dari masing-masing orang, kesamaan itulah yang akhirnya membuat mereka bersatu dan menganut sudut pandang ini. Orang yang menganut paham ini hanya memiliki rasa empati kepada kelompoknya saja.
Adil berdasarkan kelayakan bagi orang lain
Orang yang menganut paham ini memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap sesama dan selalu berusaha memperjuangkan keadilan bagi orang lain yang berhak. Mereka yang memegang sudut pandang ini akan memperhatikan seberapa bermanfaatkah suatu perbuatan telah dilakukan oleh seseorang. Jika perbuatan itu membawa maanfat bagi banyak orang maka dia akan menganggapnya adil. Sebaliknya jika perbuatan itu hanya bermanfaat untuk sebagian orang saja maka dia akan menganggao itu tidak adil. Mereka ini cenderung memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan dan mereka pun lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan mereka sendiri.
Adil berdasarkan kesamaan derajat
Kita semua telah mengetahui jika derajat kita sebagai manusia sesungguhnya memang sama. Maka mereka yang menganut paham keadilan ini dapat berlaku adil terhadap orang lain dan juga diri mereka sendiri. Mereka juga memiliki rasa empati yang bersifat proporsional dan tidak berlebihan sehingga mereka dapat bersikap bijak kepada orang lain maupun diri mereka sendiri.
Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang senantiasa berbuat adil kepada sesama manusia. Oleh karena itu mari kita berlomba-lomba untuk bersikap adil agar Allah SWT selalu mencintai kita sebagai umatnya. Allah SWT berfirman :
“ …………… Dan berlaku adalah : sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. “ (Q.S. Al-Hujarat: 9).
Maka dari itu, seorang muslim yang baik, dia akan berusaha untuk dapat berbuat adil dalam segala urusannya sampai keadilan benar-benar berada ditempatnya yang sebenarnya.  Dia pun berusaha untuk menjauhi segala macam bentuk ketidakadilan, kedzaliman dan juga penyelewengan. Orang yang bersikap adil tidak mudah terbuai dalam kehidupan duniawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pengikut

 

@RAGIEL.Net. Copyright 2012 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Free Blogger Templates Converted into Blogger Template by Bloganol dot com