Sebuah Janji
Pagi yang mendung, dinginya udara dan tetesan air yang jatuh
dari atap rumah yang mengawali suasana saat itu. Pagi itu hujan sangat deras
mengguyur kota belitang, ferni yang sedang duduk sendirian diteras sedang
menunggu putera sahabat sejatinya sejak kecil. Saat hujan seperti ini dia
teringat kenangan kecilnya dulu bersama putera. Saat itu dia sama putera sedang
bermain ditaman, tiba-tiba hujan datang, dia dan putera segera masuk kesebuah
gasoba yang ada ditaman itu. Terjadi percakapan kecil diantara mereka. ‘putera,
aku sangat sedih, kalau hujan seperti ini aku jadi teringat sama mama. Waktu
mama meninggal karena kecelakaan, juga hujan seperti ini,’ ucap gadis kecil
itu. ‘kamu jangan sedih ya ferni, aku kan ada buat kamu, aku janji akan
menemani kamu untuk selamanya’ ucap bocah lugu itu kepada sahabatnya.
‘benar, kamu akan menemani aku buat
selamanya? Selamanya sampai kita dewasa? Tanya gadis itu lagi. ‘iya, bahkan
kalau perlu kalau kita dewasa kita nikah saja. Kamu kalau dewasa maukan nikah
sama aku? ‘sahut bocah itu dan ferni hanya menganggukkan kepala yang menandakan
jawaban setuju. ‘tapi jika kamu ingkar janji gimana putera? ‘ucap gadis itu
kemudian. ‘hemm…. Tenang saja, aku janji akan menghantarkan kamu ke orang yang
bisa menemani mu untuk selamanya. ‘jawab putera singkat.
Jika teringat hal itu, ferni merasa
malu sendiri. Tak lama kemudian putera datang, akhirnya mereka berdua berangkat
dengan montor yang dikendarai putera.
Hari itu adalah hari minggu, seperti
biasa putera mengajak ferni pergi jalan-jalan. Tapi kali ini berbeda. Sudah 2
jam ferni menunggu putera dirumahnya. Tapi iya tak kunjung datang juga.
Kriiing….kriiiing…. terdengar handpone ferni
berbunyi. Segera iya angkat telfon itu, siapa tahu dari putera. Benar
saja itu putera ‘fer, sekarang kamu
datang kerumahku, aku tunggu, tut….tut…tut ‘telfon itu terputus. Ha….ha….halo,
putera….putera…..ha…..halo? ‘sahut ferni. ‘kox putus sih? ‘gerutu gadis itu.
Dalam sekejap iya berada didepan
rumah putera, ‘puteraa….!! Teriak gadis itu menerobos masuk kedalam rumah
putera dengan suasana yang sangat damai. Banyak para tamu yang ada diruangan dan tamu-tamu itu mengenakan jas dan gaun yang
cantik. Ferni pun terkejut, kemudian iya mencari sosok putera. Ternyata putera
berada di tengah-tengah para tamu undangan bersama seorang gadis yang sangat
cantik. ‘baiklah karena seluruh para tamu undangan semua sudah hadir, mari kita
mulai acaranya yaitu acara pertunangan. Kepada saudara putera adiyatma anak
dari bapak andrew adiyatma menyematkan cincin pertunangan itu kejari manis
saudari shalometa anggraini anak dari bapak alexander wijaya. ‘ucap mc.
Mendengar semua itu ferni hanya terpaku ‘iya sudah.’ sekarang giliran saudari
shalometa anggraini menyematkan cincin pertunangan itu kejari saudara putera
adiyatma. Lanjut mc itu lagi.
Tubuh ferni mati rasa, tidak bisa
bergerak sama sekali ketika mendengar pertunangan itu. Tiba-tiba air matanya
keluar begitu saja tanpa diperintah. Ketika putera melihat ferni, sorot matanya
tajam dengan tatapan yang dingin seolah tidak perduli kehadiranya diacara
pertunangan itu. Ferni menyanggupkan langkahnya, selangkah demi selangkah iya
menuju ke putera untuk bersalaman dan memberi selamat kepada putera ‘selamat ya
atas pertunanganya. ‘satu kata terucap dari mulut mungilnya dan kemudian dia
pergi tanpa suara.
Keesokan harinya ferni mendengar
bahwa putera akan pindah rumah. Ferni
tidak tahu putera pindah rumah entah kemana. Begitu sakit hati ferni
mendengar semua itu, meskipun putera bukanlah pacar ferni tapi sejak lama ferni
memendam rasa suka itu kepada putera.
Tiga tahun berselang, semenjak
kejadian pertunangan itu, ferni menjadi cewek pendiam dan suka mengurungkan dirinya dikamar.
Seminggu kemudian ferni dijemput orang tuanya untuk pulang dan bertunangan
dengan laki-laki pilihan orang tuanya itu. Sesampainya dia dirumah orang
tuanya, dia langsung diperkenalkan dengan calon tunanganya. Berselang beberapa
hari kemudian acara pertunangan diselenggarakan. ‘baiklah kita mulai acara
pertunangan ini antara saudara raihan dengan saudari ferni. Kepada saudara
raihan dipersilahkan menyematkan cincin pertunangan kejari manis saudari ferni.
Ya sudah, sekarang giliran saudari ferni menyematkan cincin pertunangan kejari
manis saudara raihan. Acara pertunangan pun berjalan lancar dan meriah.
Tiba-tiba dia melihat sosok putera,
sahabat sejatinya itu hadir diacara pertunangan itu. Kemudian ferni mendatangi
putera, dan putera memberikan ucapan selamat kepada ferni. ‘selamat ya fer,
kuharap kamu bahagia dengan pertunangan ini
‘ucap putera. Ferni hanya membisu mendengar ucapan puetra, putera pun
segera pergi, dan ferni pun kembali kepada orang tuanya. Acara pun dilanjutkan,
ditengah acara tersebut tiba-tiba ferni merasa ga enak badan, iya pun meminta
untuk diantarkan pulang. Raihan pun menghantarkan pulan, tanpa adanya raihan
dan ferni acara itu pun tetap berlanjut sampai selesai. Ferni menjatuhkan
dirinya ketempat tidur, dan dia pun menangis karena didalam hatinya iya masih
mencintai putera tapi kini iya sudah bertunangan dengan orang lain.
Enam bulan berlangsung dan hari ini
ferni akan menikah dengan raihan. Ferni yang sedang berada didalam kamar yang
sedang dirias, dia melihat wajahnya yang cantik dicermin dengan pakaian adat
sunda. ‘tapi apakah keputusan yang iya ambil itu benar? ‘pertanyaan itu yang
selalu terngiang dikepalanya. Ketika saat dimulai ijab Qobulnya, tiba-tiba
handfon ayahnya berbunyi ternyata telefon dari ayahnya putera sahabat sejatinya
yang mengabarkan bahwa putera telah meninggal karena kanker otak stadium akhir,
ferni pun jatuh pinsan dan acara pernikahan pun tertunda.
Beberapa hari kemudian, semenjak
meninggalnya putera, ferni menjadi orang pendiam yang mengurung dirinya
dikamar. Suatu malam, dia terbangun dari tidurnya, entah mengapa tiba-tiba iya
melangkahkan kakinya menuju jendela kamarnya. Iya pun terkejut ketika melihat
sosok putera memanggil-manggil nama ferni dibawah jendela itu. Iya pun bergegas
menuju tempat putera. Selama iya bersama putera, putera mengajak jalan-jalan
menuju kesuatu tempat. Ditengah perjalanan, iya pun bertanya-tanya kepada
putera tapi putera hanya tersenyum. Sesampainya tempat tujuan, yaitu rumah
raihan. Kemudian putera menceritakan semuanya kepada ferni apa yang telah
terjadi. ‘fer, aku bertunagan dengan shalom itu karena aku sayang banget sama
kamu, aku ga mau kamu sedih dengan tahu harapan hidup aku tinggal sedikit lagi.
Aku cinta sama kamu fer dan dulu aku pernah berjanji walaupun aku ga bisa mendampingi
kamu untuk selamanya, aku sendiri yang akan menghantarkan kamu ke orang yang
bisa mencintai dan menyayangi kamu dengan tulus dan orang itu adalah raihan.
Ferni pun menangis mendengar itu semua. ‘aku berjanji akan mencintai dan
menyayangi raihan dengan raihan dengan sepenuh hati. ‘janji ferni. Mendengar semua itu putera tersenyum
dan menghilang bersama terbitnya mentari pagi. Ketika melihat raihan, ferni
langsung memeluk erat raihan.’aku cinta dan sayang banget sama kamu, raihan.
‘ucap ferni dengan senyum mengembang.
Tiga bulan seusainya, ferni
melangsungkan resepsi pernikahan itu dan acara itu berjalan sangat meriah.
Melihat langit biru itu ferni teringat bayangan wajah putera tersenyum puas
yang telah menyatukan dua insan itu. ‘semoga kamu bahagia disana, putera’ ucap
ferni didalam hati. Dan akhirnya ferni dan raihan hidup dengan bahagia .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar